1. Penjualan
Sudah pasti jika brand kita berada di top of mind konsumen, dan mempunyai konsumen loyal, penjualan akan terus terjadi. Konsumen yang loyal akan terus membeli produk kita, bahkan menjadi brand advocates untuk produk kita. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai brand equity tidak perlu khawatir mengenai sales, tapi bukan berarti perusahaan bisa leha-leha. Perusahaan harus tetap me-mantain faktor-faktor dari 4 dimensi brand equity yang telah dicapai.
2. Dapat menjual produk premium
Kenapa konsumen mau membayar Rp. 50.000 untuk segelas kopi di Starbucks tetapi gengsi untuk membeli kopi di warung yang harganya Rp.3000? Kenapa konsumen lebih memilih sepatu Nike (yang padahal buatan Indonesia) yang dijual di counter seharga Rp. 800.000 dibandingkan sepatu olahraga lokal merek Eagle yang jahitannya sama-sama rapi?
Konsumen rela mengorbankan lebih banyak uang demi mendapatkan brand-brand yang dinilai "bagus" atau bahkan "paling bagus". Semua ini karena brand. Semua ini karena brand equity yang dimiliki perusahaan.
3. Less budget for promotion
Jika 4 dimensi telah dicapai, perusahaan minimal hanya perlu mempertahankannya. Tidak perlu terlalu banyak promosi untuk brand awareness, sudah top of mind kok. Konsumen akan datang pada kita saat ia butuh produk dalam kategori yang kita jalani.
4. Ekspansi lebih mudah
Saat perusahaan membuka cabang, value dari brand tentu saja dibawa ke cabang-cabang tersebut. Mulai dari interior, rasa, kualitas produk, dan seluruh marketing mix produk harus konsisten dan memiliki standard, sehingga cabang-cabang ini identik dengan pusatnya. Perusahaan tidak perlu membangun awareness dan trust konsumen dari awal lagi karena semua sudah melekat pada brand perusahaan. Mendapatkan konsumen menjadi lebih mudah.
Maka, mempunyai konsumen yang loyal saja tidak cukup. Penuhilah 4 dimensi tersebut agar perusahaan memiliki brand equity. Membangun brand equity tentu saja tidak mudah dan takes time. Lots of times. Saya pernah baca di suatu blog bahwa brand equity dianggap sebagai aset terpenting yang dimiliki perusahaan. Jadi jangan menyerah sampai Anda mencapai brand equity untuk perusahaan anda!
Referensi :
www.aytm.com
www.prophet.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar