What's in this blog

I don't tell you a lot about theories, you can Google them easily. I tell you about my opinion, which can affect your opinion and open your mind about marketing and branding.

Sabtu, 07 Februari 2015

Brand Equity (1) - Dr. Martens

Bayangkan Anda pergi ke sebuah toko sepatu. Ada dua pasang sepatu yang letaknya bersebelahan. Kedua pasang sepatu mempunyai warna yang sama, model yang sama, dan bahan yang terlihat sama. 

Setelah dilihat-lihat ternyata di sepatu yang satu tercantum merek Dr. Martens (Docmart), sedangkan sepatu yang lain tidak ada mereknya atau mempunyai merek yang tidak dikenal, atau mempunyai merek yang mirip Dr. Martens padahal bukan Dr. Martens. Pasti kebanyakan orang langsung mengambil kesimpulan bahwa sepatu yang tercantum merek Dr. Martens itu adalah yang asli dan sepatu yang satunya adalah yang palsu. Padahal sama persis loh! Yakin yang satu lagi tidak asli? Atau jangan-jangan keduanya tidak asli?

Tiba waktunya untuk menentukan pilihan mana yang akan dibeli. Sepatu bermerek Dr. Martens harganya Rp. 1000.000. Sepatu satunya lagi Rp. 600.000. Mana yang akan Anda pilih? Tulisan merek Dr. Martens itu kecil loh, cuma secuil embos di samping dan orang tidak akan memperhatikan kecuali mereka melihat dari jarak dekat. Anda beli yang satunya lagi juga orang tidak akan menyadari bahwa itu mereknya bukan Dr. Martens. Yaa tapi for the sake of fashion, Anda beli yang ada merek Dr. Martens-nya deh. Padahal beda Rp. 400.000 loh.


Dr. Martens adalah satu dari sekian banyak contoh brand yang memiliki brand equity. Bisa dibilang Dr. Martens adalah salah satu leading brand dari fashion boots masa kini. Perusahaan ini tidak hanya menjual produk sepatu boots saja, tetapi juga baju, dan fashion goods lain. 

Jika suatu brand sudah mempunyai brand equity, maka brand tersebut sudah punya customer yang loyal, dan menjadi top of mind dalam pikiran banyak konsumen. Misalnya saat kita menyebutkan air minum dalam kemasan, top of mind orang Indonesia pasti jatuh para Aqua. 

Pengertian brand equity menurut Aaker dalam bukunya yang berjudul Managing Brand Equity yang diterbitkan tahun 1991 masih dapat digunakan untuk tahun 2015. Aaker mengatakan bahwa brand equity adalah set of brand assets and liabilities, linked to a brand name and symbol, which add to or subtract from the value provided by a product or service. 

Dari pengertian Aaker tersebut, dapat dilihat bahwa merek dan simbol (logo) merupakan hal-hal yang sangat penting, karena hal-hal tersebutlah yang diingat konsumen pertama kali dan mencerminkan value dari produk suatu perusahaan.

Referensi :
www.blurgrup.com
www.prophet.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar