What's in this blog

I don't tell you a lot about theories, you can Google them easily. I tell you about my opinion, which can affect your opinion and open your mind about marketing and branding.

Minggu, 15 Maret 2015

PT Rasa, Sukses Tanpa Promosi

Warga Bandung pasti mengenal Rasa Bakery And Cafe, atau lebih dikenal dengan PT Rasa. Restoran yang berada di Jalan Tamblong ini berdiri sejak 1930. Makanan yang populer dari PT Rasa adalah eskrim homemade dan cemilan-cemilan khas Belanda.

Soal produk, kualitas produk PT Rasa tidak diragukan lagi. Makanan mempunyai rasa yang enak. Tidak hanya makanan Belanda, ada juga makanan Indonesia seperti Nasi Rawon, Sop Buntut, dan Nasi Goreng. Produk lain yang dijual adalah snack, roti, minuman, dessert, dan kue-kue. Tapi yang paling terkenal adalah eskrimnya. Favorit saya dan teman-teman sih eskrim rasa pisang. Terasa sekali pisangnya. Warnanya hijau, jangan tertukar dengan green tea ya.

sumber : openrice



Jalan Tamblong bukanlah jalan pusat jajanan kuliner di Bandung, maupun pusat wisata. Memang ini adalah pusat kota, dekat dengan hotel-hotel kenamaan di Bandung seperti Prama Grand Preanger, Grand Panghegar, dan Savoy Homan. Tidak seperti jalan Dago atau Riau yang dipenuhi berbagai tempat belanja dan kuliner, jalan Tamblong bisa dibilang hanya punya PT Rasa. Bahkan banyak wisatawan, baik lokal maupun asing, yang sengaja berkunjung ke PT Rasa demi mencicipi hidangannya, terutama eskrimnya. Mungkin PT Rasa ini serupa dengan Toko Oen di Malang.

Berada di Jalan Tamblong no. 15, PT Rasa memiliki eksterior bangunan Belanda jaman dulu yang temboknya berwarna putih, dengan jendela-jendela besar. Tua namun tetap bersih dan terawat. Bagian dalam, sangat simple. Bangku dan meja juga simple dan suasana jadul-nya masih terasa.






Sebagai warga Bandung, saya tidak pernah melihat iklan PT Rasa dimanapun. Iklan media cetak tidak pernah, begitu juga dengan iklan di media sosial atau internet. Saya ragu apakah PT Rasa mempunyai media sosial, karena saat saya search di Google, saya tidak menemukan satu pun media sosial yang mempunyai nama akun PT Rasa. Lalu bagaimana cara PT Rasa tetap bertahan dan hampir selalu penuh?

PT Rasa menjadi besar karena Word Of Mouth. Bahkan WOM yang dimiliki PT Rasa turun temurun antar generasi. Sepertinya PT Rasa menjadi salah satu restoran yang hits di angkatan orang tua saya. Maka, para orang tua ini mengajak anak-anaknya ke PT Rasa. Terlepas dari kesan tempat nongkrong gaul bagi angkatan saya, teman-teman dan saya senang ke sini karena ingin menikmati makanannya. Konsumen akan melakukan repetition buying jika mereka menyukai suatu produk, dan ini yang terjadi pada PT Rasa.

Tandpa promosi, atau dengan promosi yang minimal, PT Rasa dapat dengan konsisten mempertahankan sales yang berujung pada loyalitas konsumen yang berkelanjutan. (Saya akan bahas ini di entri selanjutnya). WOM berjalan dengan sendirinya, food blogger juga banyak menulis tentang PT Rasa dengan sukarela dan sukacita. PT Rasa mematahkan pendapat kebanyakan orang mengenai "kalau ga ikutin teknologi ga akan bisa bertahan". PT Rasa doesn't use the newest information technology, it's consumers do. And that's pretty much effective and cost less.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar