What's in this blog

I don't tell you a lot about theories, you can Google them easily. I tell you about my opinion, which can affect your opinion and open your mind about marketing and branding.

Jumat, 15 Mei 2015

Crocs - Masih Hits? Masih Cocok Untuk Saya?

Crocs adalah produsen sepatu karet yang berasal dari Colorado, Amerika Serikat. Keunggulan dari sepatu Crocs adalah bahan Crocslite-nya, yang membuat sepatu Crocs anti-slip, tidak tembus air, ringan, empuk, dan nyaman. Crocs cocok untuk aktivitas sehari-hari terutama kegiatan outdoor. Crocs juga mempunyai lubang-lubang udara sehingga kaki bisa mendapatkan udara dan tidak panas. Pabrik manufaktur pertama, dan markas Crocs saat ini terletak di Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Perusahaan Crocs telah berkembang di seluruh dunia dengan perusahaan yang beroperasi di Italia, Cina, Florida, dan Meksiko.













Saat saya SMA, Crocs ini hits banget. Kalau belum pakai Crocs, belum kekinian. Dari awal saya tidak suka dengan modelnya. Menurut saya sih aneh. Tapi karena saya tidak mau ketinggalan jaman, saya beli Crocs warna kuning yang katanya asli tapi black market sehingga harganya beda Rp. 100.000. Review saya sebagai pengguna Crocs, Crocs itu memang nyaman digunakan, karena bahannya ringan dan empuk. Tapi soal lubang-lubang udara yang membuat kaki bisa bernafas, saya tetap merasa kaki saya panas dan berkeringat. So, no for this one. Enaknya lagi adalah Crocs berbentuk seperti sepatu sandal, gampang dipasang dan dilepas. 

Kekurangan Crocs adalah harganya yang mahal. Mahal sekali, saat itu sekitar 5-6 tahun yang lalu saja sepasang sepatu Crocs yang "gitu doang" harganya mencapai Rp. 450.000. Belum model-model lain yang beragam, ada yang sampai Rp.800.000. Namun demi prestise, konsumen Indonesia tetap saja rela membeli sepatu sederhana dengan harga luar biasa ini. Kekurangan lainnya adalah model. Pada tahun 2011, sebuah majalah mode menyatakan bahwa Crocs adalah mode terburuk sepanjang 2011. Tapi di sekitar tahun tersebut Crocs masih laku, malah product life cycle nya ada dalam tahap maturity.

Saat sudah mulai memasuki tahap decline, Crocs berusaha bertahan di pasar dengan mengeluarkan model-model baru, mengikuti model yang sudah ada, terkenal, dan selalu laku. Familiar dengan ini? :





Namun cara adptasi Crocs ini tidak membuat pamor Crocs kembali membaik. Toko Crocs yang ada di PVJ semakin lama semakin sepi. Terakhir saya lihat sekitar sebulan yang lalu, Crocs banting harga besar-besaran, diskon dimana-mana.

Target market Crocs sendiri sebenarnya adalah segala usia, mulai dari anak kecil sampai dewasa. Namun saya merasa sudah tidak lucu buat saya untuk memakai Crocs yang model standar. Sedangkan keponakan saya sih lucu-lucu aja memakai Crocs. I'm not sure whether the company do a regular research or not, tapi saya merasa bahwa target market Crocs bisa digeser, lebih menyasar kepada anak-anak. Crocs juga bisa membuat sepatu ortopedi bagi orang tua yang sudah sering mengalami sakit kaki saat banyak berjalan.

Dengan harga yang tinggi, konsumen Crocs berasal dari kalangan menengah keatas. Sebagian dari konsumen yang mempunyai kondisi ekonomi seperti ini biasanya mempunyai selera fashion yang tinggi pula. Dari sini saya melihat peluang, mengapa Crocs tidak membuat sepatu untuk orang-orang menengah ke atas yang tidak terlalu mempedulikan desain produk? Contohnya adalah orang tua dan anak-anak. Target market dewasa tidak perlu dihilangkan, tetapi tidak perlu menjadi fokus utama Crocs.

Dengan menggeser target market, perubahan disana-sini juga harus dilakukan, mulai dari media periklanan mana yang cocok, desain toko, desain produk, dan faktor-faktor lain. Segmen pasar yang berbeda harus diperlakukan dengan berbeda pula.

1 komentar: