What's in this blog

I don't tell you a lot about theories, you can Google them easily. I tell you about my opinion, which can affect your opinion and open your mind about marketing and branding.

Rabu, 13 Mei 2015

Dua Puluhan - Branding yang Berani

Kemarin saat dan teman-teman mencari makan siang, kami menemukan sebuah tempat makan berkonsep seperti The Kiosk, dimana beberapa merek makanan dikumpulkan di satu tempat. Tempat makan ini bernama Pojok Kuliner, letaknya ada di dekat jalan Cilaki. Kecil sih, hanya ada 3 merek makanan yang ada disana, salah satunya sepertinya punya pengelola Pojok Kuliner itu sendiri. Ada satu merek yang menarik bagi saya. Namanya Dua Puluhan. Ternyata dinamai begitu karena semua makanan yang dia jual harganya Rp. 20.000. Ada dua jenis makanan, yaitu nasi goreng dan nasi ayam fillet.

Dua Puluhan merupakan usaha yang terbilang sangat baru. Berdiri pada tanggl 1 April 2015, Dua Puluhan baru berjalan sekitar 1,5 bulan sampai artikel ini ditulis. Dua Puluhan mempunyai instagram yang followersnya sudah sebanyak 306. Yusuf, pemilik Dua Puluhan mengatakan bahwa baru ada 1 cabang Dua Puluhan dan layanan lain yang diberikan adalah delivery service. Yusuf dan ibunya melakukan segala hal tanpa dibantu karyawan, mulai dari memasak, pengantaran produk, sampai menjadi admin instagram.



Dua Puluhan mempunyai slogan "Because nowadays, certainty is hard to find". Yusuf dapat melihat peluang dari fenomena ketidakpastian yang dialami konsumen. Konsumen seringkali "diberatkan" dengan adanya pajak yang "tiba-tiba" muncul. Konsumen juga tidak mempunyai kepastian akan harga suatu makanan di dalam restoran. Konsumen biasanya bilang "Ya kalau makan disana 20-30an lah". Dua Puluhan hadir dengan kepastian - hal yang diinginkan oleh semua orang - bahwa semua produknya mempunyai harga yang sama, tidak pakai pajak, tidak ada tambahan service, udah Rp.20.000 aja!

Saya rasa keputusan branding ini sangat berani. Bayangkan beberapa tahun lagi, atau bahkan tahun depan, disaat daya beli masyarakat naik, adanya inflasi, harga bahan baku ikut naik, dan tentu saja harga jual produk juga naik, bagaimana dengan brand Dua Puluhan ini? Apakah masih tetap akan bernama Dua Puluhan meskipun harga produk mau tidak mau dalam jangka panjang tidak akan menjadi dua puluhan lagi?

Yusuf sendiri masih gambling mengenai hal itu. Sebagai lulusan jurusan hukum Universitas Padjajaran, Yusuf paham betul betapa sulitnya proses pendaftaran hak paten merek. Rasanya tidak mungkin kalau setiap tahun ia harus berganti nama menjadi Dua Puluhsatuan, Dua Puluhlimaan, dan seterusnya. Menurut saya sih, Dua Puluhan masih oke digunakan dalam beberapa tahun kedepan. Dua Puluhan kan bisa saja 21, 22, 23, sampai 29 pun itu semua masih dua-puluhan kan?
Esensi certainty pun tidak akan hilang karena semua produknya masih mempunyai harga yang sama, dan harga yang sama pula dengan yang tertera di menu. Tidak adanya tax and service sesungguhnya merupakan faktor kecil yang bisa membuat konsumen merasa senang. Kepastian tidak adanya tax and service  ini bisa menjadi salah satu keunggulan Dua Puluhan.

Soal target pasar, Yusuf ingin semua orang dari segala usia bisa menikmati makanan di Dua Puluhan. Makanya dibuat mulai dari makanan pedas hingga ayam fillet berbumbu saus keju. Salah satu menu favorit di Dua Puluhan adalah "Nyuju" yaitu nasi, ayam fillet saus keju, sayuran, dan kentang kering.


Nyuju yang sama persis kayak gambarnya!

Peluang yang sangat besar yang bisa diraih oleh Dua Puluhan menurut saya adalah kalangan anak muda - SMA, mahasiswa, karyawan muda. Dilihat dari harga, Rp. 20.000 bukanlah harga yang mahal. Terlebih dengan porsi yang besar dan rasa yang enak, siapa yang tidak rela mengeluarkan selembar uang hijau saja.

Untuk Dua Puluhan yang baru seumur jagung, brand awareness is extremely important. Dua Puluhan sebaiknya membangun brand awareness dengan gencar dulu. Melihat uniknya konsep yang diusung Dua Puluhan, rasanya tidak akan sulit untuk masuk ke dalam consumer's heart and mind. Konsumen dapat dengan mudah mengingat nama brand ini.

Cara membangun brand awareness tentu banyak sekali, beberapa diantaranya adalah dengan meng-endorse food blogger misalnya. Atau dengan mengikuti acara-acara hits Bandung. Mengikuti food and fashion events yang sedang marak atau acara-acara kampus mungkin bisa menjadi peluang bagi Dua Puluhan. Harga makanan yang ada di acara-acara seperti itu kan mahal. Dua Puluhan dapat hadir sebagai makanan yang cukup murah. Tinggal menyiapkan packaging yang simpel dan praktis lalu sesuaikan porsi.

Ngoncom (Nasi goreng oncom plus ayam) yang saya beli jam 10 malam.
Niatnya mau cobain sesendok, eh malah keterusan dan akhirnya habis.

Penasaran sama Dua Puluhan? Datang saja ke D'jokul (Pojok Kuliner), Jalan Cendana no.11, Bandung. Kunjungi juga instagramnya di @duapuluhan_








2 komentar: